Friday, March 18, 2011

gue mau share sedikit...

Fase2 dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
• 0-5 tahun - fase Disiplin: Pada fase ini penting bagi orangtua untuk dengan tegas dan jelas memberitahukan pada anak mana yang BOLEH dan mana yang TIDAK BOLEH.
• 6-12 tahun - fase Training: Orangtua harus lebih banyak memberikan contoh.
• 13-18 tahun - fase Coaching: Pada fase ini penting bagi orangtua untuk menjadi mentor dan sekaligus pembimbing bagi anak-anaknya.
• 19 tahun keatas - fase Friendship: Pada fase ini penting bagi orangtua untuk hadir menjadi seorang sahabat bagi anak-anaknya.

Note:
Jangan memutarbalikkan fase-fase di atas, contohnya fase Friendship dilakukan pada waktu anak2 masih kecil, hal ini akan menimbulkan rasa tidak hormat anak kepada orangtua.

Sebaliknya jangan terlalu dini mengirim anak ke luar negeri karena kita akan kehilangan fase Coaching.


Bagaimana caranya:
1. Bawakan Perintah Agama & Larangan2nya dengan jelas.
2. Ajak anak berdoa bersama.
3. Berikan contoh (teladan) tindakan yang baik pada anak lebih banyak kelakuan sehari2 dulu daripada lewat kata-kata.
4. Beri anak pujian jika ia berbuat baik. Anak butuh dorongan 2x lipat dibanding teguran.
5. Gunakan hati dan tangan kita untuk berdoa bagi anak2 kita....

catatan bunda

Menyambut hari raya kartini untuk taman kanak kanak sudah dipersiapkan. Berbagai lomba sudah di siapkan dua bulan sebelumnya. Guru guru sibuk dengan mengajarkan anak anak lomba menari, drumband, menyanyi, lari estafet dan lainnya.

Jujur aku ragu akan kamapuan si chubby nayla anakku. Dia anaknya cuek banget…. Sepertinya perhatian dia habis hanya untuk memperhatikan teman temannya di banding pada saat guru mengajarkan menari….

Kadang ku ajari mengulang belajar menari dirumah. Tapi sepertinya usahaku hanya sia sia…. Katanya malas, bosan… adaaaa aja alasannya.

Sampai akhirnya aku menyerah…. Ku biarkan nayla belajar tanpa pengawasanku. Saat itu aku hanya berfikir jangan sampai nayla mabok ditengah perjalanan ke ancol. Maklum nayla sejak kecil lebih sering pergi dengan motor. Aku jadi teringat… nayla selalu mabok jika pergi dengan taksi meski pun ke pusat perbelanjaan di depok yang makan waktu perjalanan hanya 15 menit. Padahal waktu mengandung aku ngidam air conditioner. Aku hanya tesenyum… dan bersyukur, jadi lebih irit.

Persiapan ke ancol ku persiapkan dengan begitu sempurna. Dari urusan rambut sampai kaki, urusan perut di perjalanan, diancol, sampai urusan perut yang dirumah. Packing…. Dan yang paling penting, mental. Ku matangkan benar benar mental anakku. Ku yakinkan dia, kalo nayla pasti bisa, nalya pasti cantik, nayla anak hebbat. Meski hati kecilku sedikit ragu akan kemampuannya. Dan aku tahu… keraguan itu tidak boleh terlihat oleh nayla, yang pasti akan mematahkan semangatnya.

Lantunan azan berkumandang terdengar jelas ditelingaku. Mataku terasa nempel. Sulit untuk terbuka. Rasa kantuk yang luar biasa masih saja hadir. Ku berjalan dengan gontai menuju wastafel. Ku basuh…wajahku… dinginnya air terasa menembus pori poriku…. Seperti bunga yang baru disiram. Seger….

Kubuka jendela kamar, kuhirup udara pagi yang masih suci… bersih… angin sepoy menyapu rambut di wajahku. Daun daun dengan bulir bulir air melekat sehabis dingin udara malam. Lampu taman yang kekuningan membuat pantulan yang indah. Hanya bebearapa bintang yang masih terlihat. Matahari sepertinya masih enggan untuk keluar. Suara air gemericik menandakan ibu ibu tetaanggaku sudah memulai aktivitasnya di dapur. Aku teringat ancol….. aku harus bergegas….


Pukul enam lebih, aku, nayla, dan bu nur plus barang barang yang banyak banget siap berangkat. Bis pariwisata ekonomi tanpa ac tampak lumayan dari yang aku bayangkan. Aku sedikit lega, Untungnya bis dengan kaca yang bisa terbuka lebar. Paling tidak, kemungkinan besar nayla tidak mabok.

Persiapan kostum …. Nayla tampak lucu denagn mengunakan adat padang. Bajunya kuning denagan balutan kain songket dari bahu sampai pinggang. Topi adat padangpun disematkan di kepalanya. Jepret jepret…. Tukang foto mulai sibuk memfoto anak anak.

Pertandingan di mulai… nalya tampak santai saat menaiki panggung. Anak anak mulai menari dengan di iringi lagu kambanglah bungo. Lengak lengok dengan tangan menghimpit sapu tangan. Sempurna…. Nayla menari tanpa ada ragu. Senyumnya dilemparkan pada para juri. Tepukan riuh dari penonton semakin membuat semangat mereka membara. Nayla yang diantara teman temannya paling pendiam…. Cuek…. Ternyata bisa mengikuti lomba ini dengan baik. Bravo bravo…anakku menyabet juara dua se jabodetabek…. Bunda loves you….